Bagaimana pelaku usaha di Asia Tenggara memperluas kehadiran mereka lewat media sosial? | Asian Business Review
, APAC
463 views

Bagaimana pelaku usaha di Asia Tenggara memperluas kehadiran mereka lewat media sosial?

 8 dari 10 konsumen di kawasan tersebut menggunakan platform online untuk menemukan barang yang hendak mereka beli

Asia Tenggara memimpin pertumbuhan transformasi digital, dengan jumlah konsumen digital diperkirakan akan mencapai 350 juta pada akhir 2021, menurut Laporan SYNC Asia Tenggara oleh Facebook dan Bain & Company.

Belanja konsumen secara online, rata-rata mencapai US $ 238 pada tahun 2020 dan  SYNC mencatat pertumbuhan sebesar 60% pada akhir tahun menjadi US $ 381.

Facebook sendiri telah memahami angka-angka tersebut. Bermula sebagai situs media sosial yang menghubungkan orang secara virtual, Facebook kini juga dapat digunakan sebagai tempat jual beli produk lewat fitur Facebook Marketplace yang diluncurkan pada 2016.

"Marketplace adalah langkah alami bagi kami dalam menanggapi bagaimana orang-orang berinteraksi satu sama lain. Kami pertama kali mengamati aktivitas tersebut di Grup Facebook, yang hanya tumbuh secara substansial dari sana," kata Benjamin Joe, Facebook vice president for Southeast Asia and Emerging Markets kepada Retail Asia.

Joe mengatakan ada lebih dari satu miliar pengguna marketplace setiap bulan, mencari barang-barang seperti sepatu, perlengkapan bayi, mobil, dan apartemen.

Berdasarkan penelitian, 72% bisnis di Asia Tenggara mengatakan media sosial membantu mereka lebih terlibat dengan konsumen mereka. Joe juga mengatakan bahwa penemuan digital adalah hal yang krusial bagi konsumen di kawasan ini lewat saluran online yang terdiri dari 80% saluran, yang digunakan untuk menemukan barang yang ingin mereka beli, dibandingkan dengan 20% saluran offline.

Penelitian ini juga menemukan bahwa 56% menggunakan online sebagai saluran utama untuk pembelian, naik dari 46% pada tahun 2020.

Ekosistem digital

Facebook meluncurkan sistem “Discovery Commerce” pada tahun 2020 yang memberikan kesempatan bagi pelaku bisnis untuk memamerkan produk dan jasa mereka di platform daring untuk mengantisipasi kebutuhan pembeli dan mencocokkan produk dengan para calon pembeli,

"Ekosistem adalah panduan menyeluruh yang menawarkan rekomendasi penting untuk bisnis,  termasuk personalisasi, menciptakan materi iklan yang menarik, menggunakan alat pengiklanan dan konversi serta solusi optimisasi dan pengukuran," kata Joe, seraya menambahkan bahwa itu membantu menyamakan area persaingan bersama merk-merk besar dan pembuat konten profesional.

Joe mencontohkan toko kue di Singapura bernama Puffs and Peaks yang telah ada sejak 2016. Toko dimulai sebagai usaha yang dibuat berdasarkan passion pendirinya bernama Jing Ting untuk menjual kue secara online. Pembukaan toko fisiknya awalnya direncanakan pada awal 2020 tetapi harus ditunda karena pandemi.

“Untuk melewati rintangan, mereka membuat pelanggan menemukan kreasi mereka melalui Instagram dan berkomunikasi lewat WhatsApp. Popularitas bisnis berkembang dan tumbuh lebih dari sebelumnya, "katanya, seraya menambahkan bahwa Puffs and Peaks secara resmi membuka toko fisiknya di Tampines pada November 2020.

Facebook juga meluncurkan Facebook Shops dan Instagram Shopping tahun lalu yang merupakan pengalaman belanja pertama lewat smartphone  yang memungkinkan bisnis membuat toko online di akun media sosial tersebut secara gratis dan terhubung dengan pelanggan mereka melalui pesan langsung di platform tersebut, termasuk WhatsApp.

Facebook juga memiliki pusat "Facebook for Business" yang memberikan panduan dan wawasan kepada bisnis untuk memperluas kehadiran online mereka lewat platform tersebut, ujar Joe.

Fitur keamanan

Dengan transaksi yang terjadi lewat aplikasi media sosial, Facebook telah menerapkan kebijakan perdagangan untuk penjual di Facebook, Instagram, dan WhatsApp yang memberikan pedoman tentang jenis produk dan layanan yang dapat ditawarkan lewat aplikasi media sosial ini.

Kebijakan perdagangan mencakup larangan menjual produk dewasa, alkohol, hewan, media digital, dan perangkat elektronik, baik itu di Facebook, Instagram, dan WhatsApp.

Diskriminasi, perjudian, barang dan bahan berbahaya, eksploitasi manusia dan layanan seksual juga tidak diperbolehkan masuk dalam daftar produk dan layanan Facebook.

Terlepas dari ini, Joe mengatakan mereka juga mendorong pembeli untuk melaporkan penjual yang melanggar kebijakan perdagangan atau aturan yang ada dan mereka dapat menangguhkan atau melarang penjual yang melakukannya. Pembeli dapat mengajukan klaim penipuan dan penjual dapat dikenakan konsekuensi.

Perlindungan terhadap pembelian untuk jenis produk tertentu di mana pembeli dapat mengajukan klaim atas pembelian mereka yang bermasalah, juga tersedia. Facebook kemudian akan meninjau klaim dan menyetujui  pengembalian uang untuk harga pembelian penuh dan biaya pengiriman.

Pembeli dan penjual dapat meninggalkan penilaian dan umpan balik tentang cara meningkatkan layanan seperti waktu respons, keramahan, dan kesesuaian. Untuk memastikan bahwa tidak akan ada konten yang tidak pantas, Facebook menggunakan artificial intellegent (AI). Jika suatu pihak, baik pengguna atau pembeli, melanggar kebijakan di Facebook, pengguna dapat memilih untuk melaporkan pihak lain.

“Kami terus mengeksplorasi cara-cara yang dapat membantu orang membuat keputusan yang lebih tepat tentang siapa yang akan dibeli dan dijual, seperti label untuk pembeli dan penjual yang telah mengkonfirmasi identitas dan fitur mereka untuk memudahkan penjual  memilih tempat umum terdekat untuk bertemu secara langsung,” Joe memaparkan.

Follow the links for more news on

Mengapa peritel harus meningkatkan laju adopsi AI

Analis mengatakan mereka akan menghadapi risiko tertinggal di pasar dan menanggung biaya yang lebih tinggi.

Kebiasaan yang persisten dan digitalisasi mendorong pertumbuhan e-commerce yang berkelanjutan di Asia Pasifik

Euromonitor melaporkan bahwa operator e-commerce mendominasi daftar 10 Fastest-Growing Retailers di kawasan.

Keberhasilan F&B dalam gerai Family Mart Indonesia

Penjualan makanan cepat saji dan minuman menyaingi penjualan barang sehari-hari dengan rata-rata menyumbang 50% transaksi di setiap toko.

Transformasi digital meningkatkan kualitas Rumah Sakit Columbia Asia

Memberikan layanan kesehatan yang erat dengan kebutuhan dan preferensi masyarakat adalah kunci keberhasilan jaringan rumah sakit ini dalam ekspansi mereka.

Indonesia membatasi social commerce demi pedagang lokal

Peraturan baru akan berdampak pada lebih dari 6 juta penjual di TikTok Shop, kata TikTok Indonesia.

Kanmo Group mengeksplorasi tren teknologi terkini untuk merevolusi pengalaman berbelanja

Mereka memposisikan diri sebagai operator omnichannel yang melayani puluhan ribu pelanggan setiap bulannya.

Mengapa bank di masa depan sebenarnya bukan bank

Toh Su Mei dari ANEXT Bank mengungkapkan bagaimana mereka menata ulang perbankan untuk usaha kecil dan menengah.

Kontribusi TBS Energi terhadap target energi terbarukan Indonesia sebesar 23%.

TBS Energi membantu Indonesia mencapai target kapasitas terpasang 100MW pada 2025.

TUR RUMAH SAKIT: OSS Makati Medical Center mengurangi kemacetan UGD dan ruang bedah

Ruang bedah rawat jalan (OSS) menawarkan masa inap jangka pendek di rumah sakit di mana penagihan dan dokter tersedia untuk memudahkan aliran pasien.

Penerapan alat AI yang disesuaikan hati-hati dapat memberikan lompatan yang lebih besar bagi perusahaan fintech

Para ahli menekankan kekuatan AI generatif dalam menyederhanakan pekerjaan di depan kantor, namun mengandalkan keahlian manusia untuk pengembangan yang mendalam.